Postingan

Hijab Fetish, How Come?

Gambar
Halo, salam kesegaran jasmani untuk kita semua. Sebelum Anda melanjutkan membaca artikel ini saya mau menyampaikan beberapa maklumat, atau disclaime r, manapun yang cocok dengan identitas intelektual Anda lah yaw.   Saya menulis ini bukan dengan tujuan dan bukan dengan kapasitas membahas hukum keagamaan. Itu di luar kemampuan dan interest saya saat ini. Apa yang saya hendak bahas adalah murni ketertarikan terhadap suatu fenomena dari ilmu humaniora yang saya punya sejauh ini.   Apa yang hendak saya bahas mungkin akan menyebabkan kebingungan masif bagi beberapa orang, jika Anda tidak terbiasa berpetualang dengan ide-ide baru dan terpapar fakta-fakta pahit, saya sarankan Anda tidak meneruskan membaca tulisan ini. Jangan langsung nge-gas woy ( religiously, or lustfully ), nyantai aja! Dulu saya sempat terkagum-kagum dengan ulasan antropologi mengenai obsesi pria Timur terhadap Japanese Adult Video (JAV) yang dibahas oleh Wong dan Yau (2014). Kini saya dibikin heran,

Makna

Makna, makna Budi mencari makna Ke mana, di mana Tak kunjung ditemuinya Berkelana, untuk merana Tak mampu dipahaminya Terdiam, tak berdaya Akhirnya ia berhenti mencoba Budi sadarlah Budi bangunlah Kita nikmati rasa tanah Ayolah

Menjemput Petang

Kau dan aku Kita menatap senja bersama Saat kita tahu Semua akan sirna ketika petang tiba Tapi kita tetap terpana Oleh senja yang kian merona Rona itu perlahan berubah menjadi kelam Satu per satu Kehidupan menunjukkan keengganannya Mereka semua ingin bersembunyi Dalam gelap malam, dalam sunyi diam, dalam keagungan ketiadaan Ketika malam datang Kita saling bergandengan tangan Mengulang setiap mimpi angan Saling menatap penuh sayang Saat aku dan kau perlahan menghilang Dan dunia pun hening tenang

Popularitas JAV di Kalangan Konsumen Asia Timur

Gambar
JAV Expo di Taiwan Dalam memahami sebuah fenomena, terkadang yang kita butuhkan bukan sekedar jawaban yang benar, tapi sebelumnya kita perlu melayangkan pertanyaan yang benar. Ketika masyarakat Indonesia sangat tabu dengan pornografi dan sibuk dengan pertanyaan “bagaimana mencegah bahaya pornografi?”, dua antropolog Hong Kong melakukan penelusuran historis terhadap fenomena maraknya Japanese Adult Video (JAV) di Asia Timur.  Aktris JAV di Hong Kong tidak hanya terkenal melalui AV-nya saja. Maria Ozawa dan Sora Aoi membintangi film-film layar lebar, Akiho Yoshizawa berperan sebagai cameo dalam beberapa sitcom, dan iklan-iklan pun tak jarang menggunakan aktris JAV sebagai penarik audiens. Namun hal ini tidak terjadi secara tiba-tiba, adalah Heung-wah Wong dan Hoi-yan Yau yang memulai investigasi tentang bagaimana JAV disambut baik dan populer di Asia Timur sejak tahun 1990an.  Yuki Maiko dan VCD Bajakan  Kedua antropolog tersebut tergelitik dengan kejadian di bulan April 1997,

Masa Lalu Yang Enggan Berlalu

Gambar
... Selamat malam dunia, apa kabar? Apa itu kabar? Kabar adalah sebuah berita tentang kejadian, tokoh, di masa dan tempat tertentu.  Bertahun-tahun saya menggandrungi film horror, jadi fans beratnya Kang Stephen King, ketawa-ketiwi nonton "The Human Centipede" dan nonton "Salo" sambil sarapan pagi, baru kali ini saya nonton film yang bikin lutut lemes seharian dan langsung menangis ketakutan di masjid pas shalat.  Kedua film ini adalah manifestasi nyata dari berbagai konsep psikologi sosial yang ada di buku dan jurnal-jurnal. Itu membuat saya jadi kalang kabut rohani ketika kemarin nonton kedua film ini. Hari ini, obrolan dengan seseorang tentang masa lalu di tempat kelahiranku mengulangi lagi efek film ini. Ternyata o rang yang kukenal betul adalah salah seorang yang terkait peristiwa ini. Dulu a da seorang pikun yang selalu meracau tentang suatu hal berulang-ulang di tempat kelahiranku. "Ojo dipateni" "Ojo ditarik-tarik"